Kamis, 18 Agustus 2011

KOTA SUMENEP



(bambang pos)

Pagi-pagi itu udara masih segar, matahari bersinar tidak seperti biasanya badan lelah,mata berkunang-kunang ngantuk, kulit terasa melilit seperti digigit semut saat itu aku baru saja pindah rumah dari tempat tinggalku di Kecamatan Bluto menuju kecamatan kota desa Kepanjin. Setiap hari harus berjalan menuju terminal laju di Sumenep untuk mengajar di desa Bluto,rumah yang kutempati yang lama di renovasi dan akan ditempati senidri yang punya. Perpindahan aku di kota membuat lembaran baru untuk beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat sekitarnya, terasi sepi dan galau. Gegelisahan tidak berlangsung lama karena rumah yang kutempati dekat dengan daerah wilayah Keraton Sumenep yang terletak di sebelah selatan dari rumah kostku, ke barat Masjid Agung , dan bila melanjutkan perjalanan akan nyampai ke Asta Tinggi (pemakaman Raja-Raja). Setelah aku menikah dengan putri Sumenep tidak jauh dari tempat kostku aku lebih mempelajari lagi tentang budaya kota Sumenep.

Menurut sejarah bahwa Sumenep menurut kitab pararaton raja-raja pulau Jawa dan Madura tercantum kata Songennep, saat itu raja Sinagasari yang bernama Kertanegara mengangkat Aria wiraraja sebagai Adipati di sumenep. Dalam kitab Pararaton bab. VI yang ditulis pada tahun 1475-1485 M, disebutkan asal-usul Kota Sumenep adalah :

  1. ....., Kinon Adipati Ring Sungenneb, angger ing Madura Wetan

artinya : ........, Disuruh menjadi Adipati di Sumenep, bertempat tinggal di Madura timur

2. ......., Alama raden wijaya Haneng Sungenneb,

artinya:........, Cukup Lama raden wijaya tinggal di sumenep

jadi Kota sumenep atau Songennep bermakna Song artinya relung, sejuk, rindang. sedangkan ennep berarti tenang.

Faktor yang kata Songennep berubah jadi kata Sumenep karena pada masa penjajahan Belanda sekitar abad ke-18 tahun 1705.

Kerajaan Songenep

Dalam menjalankan tugasnya dibangukanlah keraton , Masjid, Alun-alun dan Asta Tinggi yang jaraknya tidak berjauhan satu sama lainnya merupakan mata rantai yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama.

1. Pembangunan keraton sumenep tahun 1764-1767 M oleh Panembahan Notokusumo Asirudin yang kemudian dikenal dengan keraton Sumenep di desa Pajagalan Kec. Kota.

2. Pembangunan Masjid yang terletak di barat Keraton adalah Masjid yang didirikan pada tahun 1779 - 1787 oleh Penembahan Notokusuma Asirudin yang bergelar Panembahan Sumolo. Pembangunan Keraton dan Masjid Agung arsiteknya dari Cina yang bernama Lauw Piango, yaitu cucu dari Lauw Khun Thing. Kedatangan arsitek dikarenakan akibat terjadinya huru-hara Tionghwadi Semarang pada tahun 1740 M. Lauw Khu Thing adalah satu diantara 6 orang Cina yang mula-mula datang dan bertempat tinggal di Sumenep. Pada Pemerintahan Penembahan Sumolo dilanjutkan Pembangunan Asta Tinggi dengan menambah pagar pada bagian timur, yang pernah dibangun oleh Pangeran Rama.

3. Alun-alun Sumenep terletak diantara Keraton dan Masjid Agung Sumenep, kata alun-alun berasal dari bahasa arab Allaun yang berarti banyak macam atau warna. kata alun diucapakan dua kali allaun-allaun, menunjukkan bersama segenap rakyat dan penguasa. Menurut cerita leluhur, bahwa alun-alun Sumenep berbentuk huruf Arab Asma Allah.



Tidak ada komentar:

Roro Mendut

Roro Mendut
Bersama Teater Johar Sebagai temenggung Wiroguno

Dalam Kraton Sumenep

Dalam Kraton Sumenep
Kolam Pemandian Putri Kraton Jaman Kerajaan.

ONLINE

PERTEMPURAN SURABAYA DI HOTEL ORANYE

PERTEMPURAN SURABAYA DI HOTEL ORANYE
PENTAS DRAMA SURABAYA SEPANJANG JAMAN

GERAK JALAN TRADISIONAL MAJOKERTO SURABAYA

GERAK JALAN TRADISIONAL MAJOKERTO SURABAYA
FOTO BERSAMA DENGAN PESERTA TANGGAL 14 NOPEMBER 2009

Berlatih drama di Alam Terbuka

Berlatih drama di Alam Terbuka
SMA Negeri 1 Cerme Di Pantai Kenjeran Surabaya