Selasa, 08 Juni 2010

MERAWAT JENASAH

Bb.22
Setiap manusia yang bernyawa pasti akan mengalami kematian, untuk itu kepada kita semua berkewajiban untuk menjalankan amalan-amalan kebaikan dimuka bumi Allah ini sebelum ajal menjemput kita. Islam adalah agama yang sangat bijaksana menganjurkan kepada pemeluknya untuk menengok orang yang sedang sakit. Apabila kita melihat ada orang sakit yang tampak sudah payah, diperkirakan sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup, maka sebaiknya bagian kepalanya dihadapkan ke kiblat, yakni pada posisi badan terlentang ke arah utara, sedang kakinya diarah selatan.
Disaat-saat keadaan orang sakit sudah sedemikian itu, maka bagi keluarga atau ahli waris berkewajiban menuntunnya dengan bacaan Laa Ilaaha Illallah atau Allah secara terus menerus.
Dan akan lebih baik bila dalam menuntun bacaan dzikir itu agak didekatkan pada telinganya. baik yang kiri maupun yang kanan. Sesuai dengan bunyi hadits Rosulullah saw.
Lakkinuu mautaa kum Laa Ilaaha Illallah (Hadits riwayat Muslim).
Artinya Hendaknya kamu semua mengajari kepada orang-orang yang akan mati dengan bacaan "Laa Ilaaha Illallaha".
Orang yang sudah mati hendaklah kedua matanya dalam keadaan masih terbuka segera dipejamkan dengan mengurut pelupuk matanya secara pelan-pelan, jika mulutnya masih ternganga supaya diusahakan jangan sampai terbuka, jika perlu boleh dipakai tali seperti selendang. Kemudian tutuplah dengan kain jarit. Lebih baik si mayat dipindahkan di tempat yang agak luas sehingga para tamu, keluarga, famili tidak ada halangan untuk mencium mayat itu, karena kesayangannya dan berduka cita atas kematiannya. Hanya saja jangan berlebih-lebihan.
Memandikan Jenasah
Hukum memandikan jenasah menurut hadits maupun kitab-kitab figh yang muktabar, hukumnya wajib kecuali, orang yang mati syahid, orang yang mati terbakar, bayi yang gugur dalam kandungan dan ketika lahir sudah tidak bersuara menjerit-jerit.
Prtaktek memandikan jenasah.
Siapkan tempat untuk memandikan dan tertutup lokasinya dengan tenda, siapkan alat-alat pemandian Seperti, bak air besar, beberapa tempat air kecil (ember), siduk air, bangku untuk meletakkan mayat, kapas untuk membersihkan kotoaran, sabun, handuk, kain jarit untuk tutup seperlunya.
Cara memandikan mayat
Ambil kain untuk menutupi aurat si mayat, setelah itu diambil pakaian yang semula dipakai, dimulai niat memandikan mayat lalu membaca basmalah, siramlah dengan air yang tersedia, bersihkan kotoran yang ada hendaknya dilakukan dengan pelan-pelan, tidak boleh keras-keras, pada siraman pertama supaya dimulai dari bagian kepala sampai kedua kakainya secara merata, sambil menekan bagian perut dengan tangan yang telah memakai plastik dengan tujuan agar sisa kotoran yang mungkin masih ada dalam perut dapat keluar dari dubur, pada siraman yang pertama ini supaya memakai air yang sudah diberi daun bidara, si mayat supaya dimiringkan ke kanan dan sabunlah sambil disiram dengan air kemudian dibalik meringkan ke kiri, juga disabun sambil disiram air bersih yang tersedia dalam bak air sampai merata seluruh tubuhnya, apabila sudah bersih supaya diwudlukan, seperti kalau kita mau shalatdan jangan lupa membersihkan gigi-giginya dan telinganya, yang terakhir disiram air yang dicampur kapur barus sedikit saja, setelah itu suaya dihanduki, agar sisa air pada tubuh si mayat itu dapat kering terus kain basah (dipakai mayat) supaya diganti dengan kai kering yang menutup ke seluruh tubuhnya, kemudian angkatlah pelan-pelan menuju ke ruangan yang sudah tersediakan, dimana kain kafan sudah siap dipakaikan.
Mengkafani Jenasah
Siapkan kain putih yang kuat, baik mayat laki-laki atau perempuan, sudah baligh atau anak kecil maka harus dibungkus masing-masing sebanyak 3 lapis yang panjang dan lebarnya sama sekiranya dapat mencukupi seluruh badan si mayat, 3 lapis itu tidak temasuk baju kurung dan surban. Karena itu jika mayat laki-laki dikehendaki dibungkus 5 lapis maka 3 lapis kain putih, 1 kain baju kurung 1 kain surban, jika perempuan hendak dibungkus 5 lapis maka 2 lapis kain putih, 1 lapis kain rangkapan untuk shalat, 1 kain tutup kepala (mukena), 1 kain baju kurung, paling sedikit kain kafan adalah 1 lapis bila mana uang yang dipergunakan tidak cukup.
Cara Mengkafani Mayat.
Ambil kain yang telah dipersiapkan, kain untuk sarung dan baju cukup disobek, tidak usah dijahit, bagi mayat perempuan ditambah kerudung dan selendang dan sisanya untuk membungkus (usahakan bisa mencukupi 3 lapis), lentangkan kain kafan itu yang rapi, kemudian letakkan mayat di atasnya membujur lurus, sarung baju dipakaikan yang rapi juga selendang dan mukena bagi mayat perempuan, lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran supaya ditutup dengan kapas seperti mulut, hidung, telinga, dubur dan lain sebaginya dianjurkan juga sela-sela jari tangan dan kaki diberi kapas, sesudah itu bungkuslah baik-baik dengan kain kafan itu tadi sampai rapet, taburkan kapur barus atau wangi-wangian jangan lupa dalam bungkusan itu simayat dalam posisi kedua tangannya bersekap,s etelah dibungkus dengan baik terus diikat paling sedikit diikat pada ujung kepala, bagian perut dan ujung kaki, ikat yang dipergunakan terbuat dari kain putih secukupnya dan ikatannya dalam keadaan mudah terlepas, kemudian letakkan ditempat yang baik dan siap untuk dishalati.
Shalat Jenasah
Menurut hadist , orang yang mengetahui ada orang mati kemudian ia menshalatinya, maka akan memperoleh pahala yang besar sekali, karena itu sebaiknya bila kita mengetahui ada orang mati hendaknya ikut saja menshalati jenasah, orang yang shalat jenasah harus suci dari hadats dan najis, maka hendaklah mengabil air wudlu, jenasah supaya dihadapkan ke arah qiblat, membujur ke utara (maksudnya kepala di utara dan kaki di selatan), jenasah diletakkan ditempat yang tinggi, untuk mayat laki-laki imam tepat pada jalur bagian kepala sedang mayat perempuan di jalur arah perut, bentuk susunan shaf sebaiknya berhimpitan membelakang dijadikan 3 shaf atau 4 shaf.
Mengubur Jenasah
Ada 3 orang yang turun lebih dahulu keliang kubur untuk menerima mayat, seseorang menerima bagian kepala, seseorang menerima bagian tengah, seseorang menerima bagian kaki dengan pelan-pelan berada dalam kubur, sewaktu mayat atau jenasah itu dimasukkan ke dalam kubur hendaknya yang memasukkan itu membaca :Bismillahi wa'alaa millati Rasulillah, letakkan mayat itu di liang lahat dalam kuburan tersebut dengan posisi menghadap kiblat, miring ke barat dengan membujur ke utara, tali-tali yang ada terutama yang ada di bagian wajah (kepala) supaya dilepas dan bukalah kain kafan yang ada dibagian muka (sehingga wajahnya dalam keadaan terbuka), mayat diberi penyangga atau ganjel supaya mayat posisinya tetap miring, pipi mayat yang kanan harus kena tanah, maka bagian ini harus tetap terbuka, sebelum liang lahat itu ditutup dengan papan, terlebih dahulu di adzani, kemudian tutuplah dengan papan kayu dan ditimbun kembali tanah atau diurug dengan pelan-pelan, setelah selesai sebaiknya ditalkin lebih dahulu.



Tidak ada komentar:

Roro Mendut

Roro Mendut
Bersama Teater Johar Sebagai temenggung Wiroguno

Dalam Kraton Sumenep

Dalam Kraton Sumenep
Kolam Pemandian Putri Kraton Jaman Kerajaan.

ONLINE

PERTEMPURAN SURABAYA DI HOTEL ORANYE

PERTEMPURAN SURABAYA DI HOTEL ORANYE
PENTAS DRAMA SURABAYA SEPANJANG JAMAN

GERAK JALAN TRADISIONAL MAJOKERTO SURABAYA

GERAK JALAN TRADISIONAL MAJOKERTO SURABAYA
FOTO BERSAMA DENGAN PESERTA TANGGAL 14 NOPEMBER 2009

Berlatih drama di Alam Terbuka

Berlatih drama di Alam Terbuka
SMA Negeri 1 Cerme Di Pantai Kenjeran Surabaya